MERDEKA.COM. Balai Konservasi
Borobudur (BKB) mengembalikan satu kepala arca Buddha di lantai tiga
sisi selatan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Marsis Sutopo, di Magelang, Selasa, mengatakan arca kepala Buddha tersebut ditemukan oleh Kasri (55), warga Dusun Tanjungsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada 16 Desember 2009.
Menurut dia, waktu itu Kasri menemukan lima benda purbakala saat membuat fondasi rumah, dua di antaranya merupakan arca kepala Buddha. Tim Balai Konservasi kemudian melakukan penelitian untuk menemukan badan arca yang cocok.
Dia mengatakan, satu kepala arca lainnya sudah dipasang pada tahun 2011.
"Berdasarkan penelitian kami, kepala arca Buddha itu cocok dengan bagian badan arca di Candi Borobudur," katanya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (13/5).
Kepala Seksi Layanan Konservasi Balai Konservasi Borobudur, Iskandar M. Siregar, mengatakan, berdasar hasil penelitian BKB diketahui jenis batuan kepala arca Buddha yang ditemukan di Desa Tanjungsari sama dengan jenis batuan arca di Borobudur.
Dia menyebutkan, Candi Borobudur memiliki 504 arca Buddha, dari jumlah tersebut sebanyak 247 di antaranya tidak memiliki kepala. Untuk mencari keberadaan kepala arca Buddha, BKB hanya mengandalkan temuan-temuan di masyarakat.
Dia mengatakan, BKB tidak melakukan upaya pencarian karena keberadaan arca Buddha tidak diketahui.
"Kami melakukan sosialisasi ke masyarakat agar jika menemukan arca Buddha menyerahkannya ke BKB. Penemunya akan diberikan imbalan sesuai kajian tim," katanya.
Koordinator Pokja Kajian BKB Nahar Cahyandaru menambahkan pihaknya menggunakan teknik khusus agar kepala arca Buddha bisa dipasang kuat dan tidak mudah lepas terkena gempa. Yakni kepala dan badan arca dibor kemudian dipasangi anchor dari bahan serat fiber.
Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Marsis Sutopo, di Magelang, Selasa, mengatakan arca kepala Buddha tersebut ditemukan oleh Kasri (55), warga Dusun Tanjungsari, Desa Tanjungsari, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang pada 16 Desember 2009.
Menurut dia, waktu itu Kasri menemukan lima benda purbakala saat membuat fondasi rumah, dua di antaranya merupakan arca kepala Buddha. Tim Balai Konservasi kemudian melakukan penelitian untuk menemukan badan arca yang cocok.
Dia mengatakan, satu kepala arca lainnya sudah dipasang pada tahun 2011.
"Berdasarkan penelitian kami, kepala arca Buddha itu cocok dengan bagian badan arca di Candi Borobudur," katanya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (13/5).
Kepala Seksi Layanan Konservasi Balai Konservasi Borobudur, Iskandar M. Siregar, mengatakan, berdasar hasil penelitian BKB diketahui jenis batuan kepala arca Buddha yang ditemukan di Desa Tanjungsari sama dengan jenis batuan arca di Borobudur.
Dia menyebutkan, Candi Borobudur memiliki 504 arca Buddha, dari jumlah tersebut sebanyak 247 di antaranya tidak memiliki kepala. Untuk mencari keberadaan kepala arca Buddha, BKB hanya mengandalkan temuan-temuan di masyarakat.
Dia mengatakan, BKB tidak melakukan upaya pencarian karena keberadaan arca Buddha tidak diketahui.
"Kami melakukan sosialisasi ke masyarakat agar jika menemukan arca Buddha menyerahkannya ke BKB. Penemunya akan diberikan imbalan sesuai kajian tim," katanya.
Koordinator Pokja Kajian BKB Nahar Cahyandaru menambahkan pihaknya menggunakan teknik khusus agar kepala arca Buddha bisa dipasang kuat dan tidak mudah lepas terkena gempa. Yakni kepala dan badan arca dibor kemudian dipasangi anchor dari bahan serat fiber.
Sumber : Merdeka.com
https://id.berita.yahoo.com/kepala-buddha-dikembalikan-ke-candi-borobudur-073414537.html
No comments:
Post a Comment