Wednesday, April 23, 2014

Antibiotik Bisa Menjadi Bumerang Bagi Kesehatan


Ketika sedang sakit, tak jarang dokter memberikan antibiotik untuk menyembuhkan kondisi tubuh yang sedang ambruk. Dokter pun berpesan agar antibiotik diminum hingga habis agar penyakit tidak bertambah ganas di kemudian hari. Tapi apa benar setiap sakit harus selalu mengonsumsi antibiotik?

Menurut dr. Andri Setiawan, pada dasarnya antibiotik memang harus dikonsumsi sampai habis karena resep yang diberikan dokter memang sudah diatur dosisnya. Namun demikian, antibiotik pun tidak bisa dikonsumsi secara sembarangan. Pasalnya, tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik.

Ia menuturkan, antibiotik adalah senyawa yang dibuat dari biota hidup seperti jamur dan bakteri. Antibiotik biasanya digunakan untuk mengatasi atau melawan infeksi karena bakteri atau kuman. Jadi, antibiotik hanya digunakan jika sesorang terinfeksi bakteri yang umumnya disertai dengan gejala naiknya suhu badan (demam) dan nyeri pada bagian tubuh tertentu.

"Antibiotik itu bukan untuk melawan penyakit yang disebabkan infeksi virus, seperti influenza misalnya," ujar dia saat diwawancarai Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia.

Oleh karena itu, sebelum mengonsumsi antibiotik, dokter yang praktek di Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) itu mengimbau masyarakat agar memahami jenis dan kegunaannya. Adapun jenis antibiotik yang biasa digunakan di antaranya, tetracyclin untuk infeksi sakit gigi dan luka, jenis chloramphenicol penyakit tifus, griseofulfin untuk membunuh jamur, serta combantrin untuk membunuh cacing.

Selain itu, lanjut Andri, ada juga antibiotik jenis narrow spectrum yang berguna untuk membunuh jenis bakteri secara spesifik. Antibiotik yang tergolong jenis ini adalah ampicillin dan amoxycilin. Namun, ia menyarankan agar sebaiknya menghindari pemakaian antibiotik jenis narrow spectrum karena bisa membunuh semua bakteri yang ada di tubuh.

"Banyak juga bakteri yang baik buat tubuh. Jadi, kalau sembarangan mengonsumsi antibiotik bisa membunuh bakteri yang baik buat tubuh," papar dia.

Lebih jauh alumni Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi ini juga mengungkapkan, penggunaan antibiotik yang berlebihan dan tidak pada tempatnya bisa menimbulkan efek samping dan membahayakan kesehatan. Mulai dari diare, mual, muntah, sampai mengalami reaksi alergi yang ringan seperti gatal hingga yang berat seperti pembengkakan bibir, kelopak mata, sampai gangguan pernafasan.

Selain itu, pemakaian antibiotik yang berlebihan (irrational use) juga dapat menimbulkan efek negatif yang lebih luas. Jadi, penggunaan berlebihan sangat berbahaya lantaran dapat membunuh kuman yang sebenarnya baik dan berguna di dalam tubuh.

"Akibatnya, tempat yang semula ditempati bakteri baik akan diisi bakteri jahat," tegasnya.

Andri juga menyoroti fenomena penggunaan antibiotik yang belakangan ini mulai salah kaprah. Menurut dia, antibiotik yang seharusnya dibeli dengan resep dokter, sekarang bisa didapat dengan mudah di toko obat ataupun warung-warung kecil pinggir jalan.

Pemakaian antibiotik yang tidak benar, kata dia, dipicu juga oleh penjualan obat tersebut secara bebas di pasar. "Harusnya ada larangan supaya antibiotik hanya bisa didapatkan di apotik dan harus dengan resep dokter agar tidak beredar secara bebas," sesalnya.

Untuk itu, agar antibiotik tidak menjadi bumerang untuk kesehatan, Andri kembali mengingatkan agar masyarakat memahami dengan baik tentang antibiotik. Sebelum mengonsumsi, masyarakat sebaiknya mengetahui aturannya, baik dosis maupun waktu pemakaiannya.

"Dengan demikian, pemakaian antibiotik bisa dilakukan secara tepat dan rasional," ujarnya.



Sumber : https://id.she.yahoo.com/antibiotik-bisa-menjadi-bumerang-bagi-kesehatan-024928041.html

No comments:

Post a Comment