Thursday, August 22, 2013


"Oh, Buddha yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, dengarkan dan kabulkanlah permohonanku ini. Lindungilah aku dari bahaya,berkahilah aku dengan kesehatan, limpahilah aku dengan rezeki dan kekayaan. Jika semua doa ini terkabul, maka aku akan menyumbang dan berbuat kebajikan sebanyak-banyaknya."

Dalam pandangan Buddhis,doa tersebut "kekanak-kanakan" dan tidaklah tepat. Harus kita ketahui, bahwa Buddha bukanlah makhluk pengabul harapan.

Buddha memang maha tahu, tetapi Buddha bukanlah maha kuasa menentukan nasib kita.
Yang Maha kuasa atas diri dan nasib kita adalah diri kita sendiri.
Nasib ada di tangan masing-masing yang kita bentuk sendiri melalui perbuatan baik dan buruk.

Jadi salah besar jika kita menggantungkan pengharapan dan nasib kita pada Buddha.

Perhatikan doa dalam syair berikut:

Aku bertekad menjadi obat bagi yang sakit.
Aku bertekad menjadi makanan bagi yang kelaparan.
Aku bertekad menjadi pelindung bagi yang takut.
Aku bertekad menjadi suaka bagi yang dalam bahaya.
Aku bertekad menjadi embun bagi yang murka.
Aku bertekad menjadi pemandu bagi yang tersesat.
Aku bertekad menjadi bahtera bagi yang menyeberang.
Aku bertekad menjadi pelita bagi yang dalam gulita.

Doa diatas mencerminkan tekad luhur untuk selalu memberi, bukan untuk meminta-minta. Ini bukan doa "kekanak-kanakan", melainkan doa orang yang sudah dewasa dalam kehidupan keagamaannya.




Sumber : https://www.facebook.com/photo.php?fbid=497599246988541&set=a.346443935437407.81129.346439915437809&type=1&relevant_count=1

No comments:

Post a Comment