Istilah dalam bahasa yang perlu dijelaskan
Kadang dalam kehidupan sehari-hari saya, dan mungkin juga anda, sering mendengar ungkapan-ungkapan bahasa yang terdengar biasa saja, namun sebenarnya jika ditelisik lebih dalam terdapat suatu keanehan. Tidak percaya ? Istilah dalam bahasa yang perlu dijelaskan asal-usulnya begitu banyak.
Ambillah contohnya yang gampang :
/1/ Telanjang bulat.
Kok mesti telanjang bulat..?
Apakah ada telanjang segi-tiga, bujur-sangkar atau empat persegi panjang?
Nggak ada kan!
Kok tidak telanjang saja..?
Kok mesti bulat..?
/2/ Tertangkap basah.
Seorang bandit yang tertangkap lagi merampok toko disebut tertangkap basah.
Apanya yang basah..?
Banditnya kering, uang rampokan kering, polisi yang nangkap kering, semuanya kering.
Mengapa nggak tertangkap kering..?
/3/ Kumpul kebo.
Sepasang Romeo dan Juliet katanya kumpul kebo..!
Mengapa mesti kumpul kebo..?
Mengapa nggak kumpul kuda..?
Kebo memang suka beramai-ramai, tapi mereka jarang kumpul berdempetan.
Kuda malah yang paling suka dempet dan “kumpul”..!
/4/ Siang bolong.
Sesuatu yang penuh drama dan air mata katanya selalu terjadi di siang bolong.
Mengapa mesti siang bolong..?
Apa nggak ada siang yang tidak bolong, siang yang tambal sulam atau siang yang biasa saja..?
Kok bolong melulu ya..?
/5/ Angin sepoi-sepoi basah.
Kok angin dalam cerpen atau puisi selalu mesti sepoi-sepoi basah..?
Bagaimana kalau anginnya di musim kemarau dan bertiup di siang bolong..?
Apa tidak jadi angin sepoi-sepoi kering..?
/6/ Malu-malu kucing.
Orang yang malu selalu disebut malu-malu kucing.
Apakah kucing yang malu disebut malu-malu orang..?
Kan tidak..!
Kok nggak malu-malu tikus..?
Kucing kalau mau makananmu ia mengeong.
Tikus malah sembunyi dan malu-malu.
Tapi diam-diam ia mengincer makananmu. Kau lengah makananmu hilang.
/7/ Tanpa pandang bulu.
Kalau lagi ada pembagian beras atau memberikan kesempatan bekerja, selalu disebut semuanya akan menerima bagiannya tanpa pandang bulu.
Bagaimana kalau orangnya gundul dan tak berbulu..?
Apanya yang di pandang..?
Nggak punya kumis, godek atau janggut-janggutan kan bisa didiskriminasi tanpa sadar..?
/8/ Tiket bus pulang pergi.
Bagaimana kok ada tiket pulang-pergi..?
Pulang-pergi Pak..?
Akh nggak, saya mesti pergi dulu nih baru pulang..!
Ada tiket pergi-pulang nggak..?
Sorry Pak, tiketnya semua untuk pulang-pergi..!
Kok bisa-bisanya begitu ya..?
No comments:
Post a Comment