Thursday, October 6, 2011

Introspeksi Diri Sendiri

Di sebuah jalan raya tinggal dua keluarga yaitu keluarga Li dan keluarga Chang. Bila kita melewati rumah keluarga Chang, sering terdengar suara ribut-ribut, jika bukan suara berkelahi, tentu suara orang memaki, menangis dan melempar barang. Sedangkan di seberang jalan di rumah keluarga Li, sering terdengar orang berbicara dengan sopan, lemah lembut dan sering terdengar suara bercanda dan suara orang tertawa gembira.

Suatu hari Chang bertemu dengan Li, dengan heran dia bertanya kepada Li, “Sungguh heran, kenapa di rumah kalian sering terdengar suara tertawa gembira, tidak pernah terdengar suara pertengkaran? Bagaimana bisa begitu?”

Li berkata, ”Setiap anggota keluarga kami selalu mengganggap dirinya bersalah, sedangkan setiap anggota keluarga kamu selalu mengganggap dirinya adalah orang yang benar.”

Chang terkejut, “Kenapa bisa begitu, orang aneh, di dunia ini mana ada orang yang mengatakan dirinya sendiri orang yang bersalah?”

Li melanjutkan perkataannya, ”Pada suatu hari di tangga rumahmu ada sebuah gelas diletakkan di anak tangga, gelas itu diletakkan oleh AThe beberapa waktu yang lalu, ketika AChung melewati anak tangga tanpa sengaja menyenggol gelas tersebut sehingga pecah dan melukai kakinya, coba engkau terka apa yang dikatakannya?
AChung segera membuka mulutnya memaki, ”AThe, kenapa meletakkan gelas ini disini, lihat gara-gara kamu kaki saya terluka..!" AThe segera membalas, "Semua ini kesalahan kamu sendiri, jalan tidak memakai mata..! Heeehh..! pantas saja terluka..!"
Kemudian apa yang terjadi…...tentu saja mereka berdua berkelahi.”

“Semua ini......khan hal yang normal?” Chang dengan tidak mengerti menjawab.

“Tidak…... jika orang di rumah saya, orang yang menyenggol gelas itu, akan berkata, ”Aduh! Saya sungguh tidak berhati-hati, sudah menyenggol pecah gelas ini, celaka, bagaimana jika nanti terpijak oleh orang lain"......kemudian dia menyingkirkan pecahan-pecahan gelas itu ke Tong Sampah, lalu orang yang meletakkan gelas datang meminta maaf, "maaf..! Maaf..!, tadi saya akan membawa gelas ini ke lantai atas tetapi tiba-tiba ada telepon masuk.…..saya lupa membawanya…maaf..!" ”

“Lihat dengan demikian, bukankah hasilnya lebih bagus?”

Chang sekarang langsung mengerti maksud Li.

Jikalau, setiap manusia ketika bergaul dengan orang lain dapat mengalah selangkah, bersikap sopan, penuh toleransi dengan orang lain, maka akan seperti keluarga Li ini.

Setiap orang tidak mengeluarkan kata-kata yang memaki, menggantikan memaki dengan meminta maaf, mengubah sifat pemarah menjadi penuh perhatian, bukankah dengan demikian semuanya akan berjalan dengan baik ?

Tidak saja bisa merubah sebuah pertengkaran yang tidak seharusnya terjadi, mengurangi dosa (berbuat Karma Buruk) karena memaki-maki, malah bisa mempererat hubungan satu sama lain.

Li berkata bahwa semua anggota keluarganya berpikir untuk mencari kesalahan kepada diri sendiri saat menemui konflik.    
 
Apabila di dunia ini semua orang menganggap dirinya selalu benar, begitu menemui masalah lalu menyalahkan keluar (orang lain), mereka tidak dapat mengintropeksi diri sendiri terhadap kejadian yang terjadi di lingkungannya, sebaliknya, jika seseorang selalu mengganggap diri sendiri orang bersalah, selalu karena tidak berhati-hati membuat kesalahan, lalu berupaya untuk tidak menyusahkan orang lain, dia akan senantiasa menjaga sikapnya, akan selalu intropeksi diri, bukankah demikian ? 
Semoga Anda juga selalu memperhatikan orang di sekitar Anda, membuat masalah BESAR menjadi masalah KECIL, membuat masalah kecil menjadi tidak ada.
BUKAN sebaliknya, membesar-besarkan masalah yang kecil dan yang seharusnya tidak masalah malah dipermasalahkan.
Mundur selangkah demi orang lain, Anda akan menyadari hubungan antara manusia sebenarnya tidak serumit yang Anda bayangkan.

No comments:

Post a Comment