Friday, June 7, 2013

Kisah Bhikkhu Radha (Dhammapada 6 : 76)
VI. Pandita Vagga - Orang Bijaksana

(76) Pandanglah seseorang yang menegur dan menunjukkan kesalahanmu
Seperti orang yang menunjukkan harta karun
Bergaullah dengan orang bijaksana itu
Karena orang yang bergaul dengannya
Akan menjadi lebih baik, dan tidak menjadi lebih buruk

 ------------------------------------------------------------------------------------------------------

Radha adalah seorang brahmana miskin yang tinggal di vihara dan melakukan pelayanan kecil untuk para bhikkhu. Atas pelayanannya ia memperoleh makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya. Tidak ada seorang pun yang mendorongnya menjadi seorang bhikkhu, meskipun ia mempunyai keinginan yang besar untuk menjadi bhikkhu.

Suatu hari, ketika hari menjelang pagi Sang Buddha mengamati dunia dengan kemampuan batin luar biasa-Nya. Dilihat-Nya brahmana tua itu mempunyai kesempatan untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Paginya, Sang Buddha pergi menemui brahmin tua itu dan mengetahui bahwa para bhikkhu di vihara tersebut tidak menginginkan brahmin tua itu bergabung dalam pasamuan bhikkhu.

Sang Buddha mengundang para bhikkhu dan bertanya, "Apakah ada di antara para bhikkhu di sini yang mengingat hal baik yang pernah dilakukan oleh orang tua ini?"

Atas pertanyaan ini Yang Ariya Sariputta menjawab "Bhante, saya mengingat satu peristiwa ketika orang tua itu memberikan sesendok nasi kepada saya".

"Jika demikian", Sang Buddha berkata: "Tidakkah seharusnya kamu menolong dermawan itu untuk membebaskannya dari penderitaan hidup?"

Yang Ariya Sariputta setuju untuk menjadikan orang tua itu sebagai seorang bhikkhu dan kemudian menerimanya ke dalam Sangha sesuai tatacara semestinya. YA Sariputta membimbing bhikkhu tua itu dan bhikkhu tua itu mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Dalam waktu beberapa hari, bhikkhu tua itu telah mencapai tingkat kesucian Arahat.

Ketika Sang Buddha datang untuk menemui para bhikkhu, mereka melaporkan bagaimana tekunnya bhikkhu tua itu mengikuti bimbingan YA Sariputta. Kepada mereka, Sang Buddha menjawab bahwa para bhikkhu seharusnya mudah dibimbing seperti Radha dan tidak jengkel ketika mendapat celaan atas kesalahan atau kelemahannya.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

"Nidhinaṃ va pavattāraṃ yaṃ passe vajjadassinaṃ
niggayhavādiṃ medhāviṃ tādisaṃ paṇḍitaṃ bhaje,
tādisam bhajamānassa seyyo hoti na pāpiyo."

Pandanglah seseorang yang menegur dan menunjukkan kesalahanmu
Seperti orang yang menunjukkan harta karun
Bergaullah dengan orang bijaksana itu
Karena orang yang bergaul dengannya
Akan menjadi lebih baik, dan tidak menjadi lebih buruk.
Kisah Bhikkhu Radha (Dhammapada 6 : 76)
VI. Pandita Vagga - Orang Bijaksana

(76) Pandanglah seseorang yang menegur dan menunjukkan kesalahanmu
Seperti orang yang menunjukkan harta karun
Bergaullah dengan orang bijaksana itu
Karena orang yang bergaul dengannya
Akan menjadi lebih baik, dan tidak menjadi lebih buruk
------------------------------------------------------------------------------------------------------

Radha adalah seorang brahmana miskin yang tinggal di vihara dan melakukan pelayanan kecil untuk para bhikkhu. Atas pelayanannya ia memperoleh makanan, pakaian dan kebutuhan lainnya. Tidak ada seorang pun yang mendorongnya menjadi seorang bhikkhu, meskipun ia mempunyai keinginan yang besar untuk menjadi bhikkhu.

Suatu hari, ketika hari menjelang pagi Sang Buddha mengamati dunia dengan kemampuan batin luar biasa-Nya. Dilihat-Nya brahmana tua itu mempunyai kesempatan untuk mencapai tingkat kesucian arahat.

Paginya, Sang Buddha pergi menemui brahmin tua itu dan mengetahui bahwa para bhikkhu di vihara tersebut tidak menginginkan brahmin tua itu bergabung dalam pasamuan bhikkhu.

Sang Buddha mengundang para bhikkhu dan bertanya, "Apakah ada di antara para bhikkhu di sini yang mengingat hal baik yang pernah dilakukan oleh orang tua ini?"

Atas pertanyaan ini Yang Ariya Sariputta menjawab "Bhante, saya mengingat satu peristiwa ketika orang tua itu memberikan sesendok nasi kepada saya".

"Jika demikian", Sang Buddha berkata: "Tidakkah seharusnya kamu menolong dermawan itu untuk membebaskannya dari penderitaan hidup?"

Yang Ariya Sariputta setuju untuk menjadikan orang tua itu sebagai seorang bhikkhu dan kemudian menerimanya ke dalam Sangha sesuai tatacara semestinya. YA Sariputta membimbing bhikkhu tua itu dan bhikkhu tua itu mengikutinya dengan sungguh-sungguh. Dalam waktu beberapa hari, bhikkhu tua itu telah mencapai tingkat kesucian Arahat.

Ketika Sang Buddha datang untuk menemui para bhikkhu, mereka melaporkan bagaimana tekunnya bhikkhu tua itu mengikuti bimbingan YA Sariputta. Kepada mereka, Sang Buddha menjawab bahwa para bhikkhu seharusnya mudah dibimbing seperti Radha dan tidak jengkel ketika mendapat celaan atas kesalahan atau kelemahannya.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut ini:

"Nidhinaṃ va pavattāraṃ yaṃ passe vajjadassinaṃ
niggayhavādiṃ medhāviṃ tādisaṃ paṇḍitaṃ bhaje,
tādisam bhajamānassa seyyo hoti na pāpiyo."

Pandanglah seseorang yang menegur dan menunjukkan kesalahanmu
Seperti orang yang menunjukkan harta karun
Bergaullah dengan orang bijaksana itu
Karena orang yang bergaul dengannya
Akan menjadi lebih baik, dan tidak menjadi lebih buruk.  

http://www.ceritadhammapada.blogspot.com/2010/11/kisah-bhikkhu-radha-dhammapada-6-76.html

Like Page Buddha Picture:
http://www.facebook.com/BuddhaPicture
=================================
 

No comments:

Post a Comment