Monday, March 18, 2013


Tubuh Biksu dari Rusia Tidak Rusak Walau Sudah meninggal Puluhan Tahun
 

  Tubuh Hambo Lama Itighelov, seorang pimpinan agama Buddha Siberia, Rusia diketahui tidak rusak seperti pada waktu dia meninggal pada 1927 di kuil di Ulan-Ude, Ibukota Republik Buryat.

Jasad Hambo Lama Itighelov pertama kali diangkat dari kubur pada 1955 atas permintaan Lama. Pada 2002, dilakukan penggalian ketiga setelah 75 tahun kematian Lama, di luar dugaan tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda pembusukan, masih seperti sediakala. Keadaan yang tidak lazim ini membuat para ahli medis memutuskan untuk memeriksa kasus ini.

Kuburan tersebut berisi sebuah kotak kayu dan di sana duduk seorang Lama agama Buddha dengan `posisi lotus' (duduk dengan kaki silang ganda). Tubuhnya masih terjaga seperti di-mumi-kan, namun sebenarnya tidak. Tubuhnya tertutup dengan pakaian sutra dan kain.

"Contoh diambil setelah tubuh dikubur 75 tahun, menunjukkan organik kulit, rambut, dan kuku dari orang mati itu tidak berbeda dengan orang hidup," kata Galin Yershova, seorang professor sejarah dari Russian State University bagian Humanities. "Sendi-sendinya masih luwes, jaringan lunas masih elastis seperti orang hidup, setelah mereka membuka kotak, dimana tubuh Lama sudah terbaring selama 75 tahun, ada bau yang harum," kata Yershova.

Yershova percaya ini sama sekali tidak cocok dengan anggapan orang tentang tubuh yang sudah dikubur 75 tahun. Memang tubuh ini dianggap suci oleh penganut Buddha di daerah Buryatia di Rusia, dimana sekarang dia diletakkan di kuil Buddha Ivolgin di daerah Ibukota Ulan-Ude.

Lama Populer Hambo Lama Itighelov adalah benar-benar pernah hidup, ia terkenal dalam sejarah Rusia. Dia belajar di Anninsky Datsan, Universitas Buddha di Buryatia. Itighelov mendapat gelar dalam bidang medis dan filosofi (kekosongan alami). Dia juga menciptakan ensiklopedia farmasi. Pada 1911, Itighelov menjadi Hambo Lama (kepala vihara agama Buddha di Rusia). Selama periode 1913-1917, dia mendirikan Vihara agama Buddha yang pertama di St. Petersburg. Itighelov mempublikasikan ajaran religius dan menyatukan banyak faksi agama.

Dia pernah diundang untuk merayakan peringatan 300 tahun Romanov's House, dan pada 19 Maret 1917, Tsar Nikolai II Rusia memberikan dia Penghargaan St. Stanislav. Selama Perang Dunia pertama, ia menolong tentara dengan memberikan uang, baju, dan obat-obatan. Dia juga mendirikan sebuah rumah sakit dimana dokter-dokter Lama menolong menyembuhkan luka tentara perang. Untuk kontribusinya, Itighelov diberi penghargaan medali St.Anna

Pada 1927, dia memperingatkan biksu-biksu agama Buddha tentang teror merah' (Partai Komunis Sovyet atau Bolshevik) yang akan datang dan menasehati mereka untuk lari ke daerah Tibet. Tapi dia sendiri tidak pernah meninggalkan Rusia. Tahun itu juga, ia mengatakan kepada para Lama bahwa dia akan meninggalkan dunia ini. Saat itu dia mulai bermeditasi dan tidak lama kemudian meninggal dengan tenang. Ia meninggalkan wasiat yang meminta dia dikuburkan dalam posisi duduk 'lotus' di dalam kotak cedar di pemakaman tradisional. Ada juga pesan, supaya para biksu menggali kuburnya setelah beberapa tahun.

Permintaanya yang terakhir itu dipenuhi pada tahun 1955 dan 1973 oleh biksu agama Buddha. Tapi hal ini dirahasiakan, karena semua agama dilarang dibawah kekuasaan partai komunis. Uni Soviet dibawah Stalin melarang semua bentuk agama dan kepercayaan, serta menghukum ratusan Lama dan memusnahkan 46 kuil dan biara agama Buddha.

'Penelitian yang Mengejutkan'


Pada tahun-tahun setelah kehancuran Uni Sovyet, agama Buddha di seluruh Rusia bangkit kembali, membangun kuil yang hancur dan kembali menarik pengikut. Hal itu memungkinkan pada 11 September 2002, 75 tahun setelah kematian Itighelov, tubuhnya diangkat dari kubur untuk ketiga kalinya. Kali ini peristiwa ini dicatat belasan saksi mata termasuk dua ahli forensik dan fotografer.

Tubuh Lama langsung dipindahkan ke Ivolginsky Datsan (Kediaman Hambo Lama yang sekarang), dimana tubuh ini diperiksa dengan teliti oleh para biksu, ilmuwan dan ahli patologi. Dengan ijin dari pengurus agama Buddha, ilmuwan menyelidiki contoh dari jaringan "tubuh yang tidak terusakkan" itu. Mereka membandingkannya dengan orang yang masih hidup.Ketika seorang ilmuwan memegang tubuhnya, jelas-jelas bisa merasakan kehangatan tangannya.

Professor Viktor Zvayagin dari Federal Center untuk Forensik Media memeriksa tubuh Itighelov di Ivolginsk November lalu, dan menganalisa rambut, kulit dan spesimen kuku setelah kembali ke Moskow. Dia menyimpulkan bahwa tubuh Itighelov berada dalam kondisi orang yang baru meninggal 36 jam yang lalu. Menurutnya, struktur protein tubuhnya tidak rusak; identik dengan orang hidup.

Ilmuwan juga terkejut dengan hasil komposisi kimia tubuhnya. Mereka tidak bisa menjelaskan fakta bahwa elemen kimia tubuh Itighelov adalah tidak ada atau ada dalam jumlah yang kecil tidak bisa diperhitungkan.

Dua tahun telah berlalu. Tubuh Itighelov sekarang disimpan di ruangan terbuka, tanpa pengaturan temperatur atau kelembaban. Tidak ada seorangpun yang mengerti bagaimana tubuhnya bisa tetap dalam kondisi seperti ini. Pernyataan resmi dikeluarkan mengenai tubuhnya- sangat terjaga, tanpa tanda-tanda pembusukan, otot dan jaringan dalam, sendi-sendi lunak dan kulit masih menempel. Dipastikan tubuh ini tidak pernah dibalsem atau dimumikan.

"Dia berumur 75 tahun, dan dia berjanji untuk kembali kepada pengikutnya setelah 75 tahun lagi," kata Yanzhima Vasilyeva, director Institute Itighelov.Hal yang paling luar biasa menurutnya, adalah tubuhnya masih duduk tegak. Ilmuwan mengatakan setelah dua minggu tubuh mati tidak akan bisa duduk tegak dengan sendirinya.

Pegawai Hambo Lama Itighelov, selalu dekat dengan gurunya itu. Terkadang dia menggantikan baju Itighelov, pada waktu itu persendian Lama menjadi lebih fleksibel. Dia mengetahui bahwa ketika menggantikan baju, dia bisa menghirup bau harum dari tubuh gurunya.

Tubuh Lama ditutupi dengan jubah keemasan, dengan ikat pinggang biru diletakkan di pahanya. Matanya tertutup, wajahnya tidak jelas, meskipun bentuk wajahnya dan hidungnya mirip fotonya yang diambil pada 1913. Tangannya tetap fleksibel, kukunya terpotong dengan sempurna. Kulitnya masih lembut. Kepalanya ditutup dengan rambut yang terpotong rapi.

Menurut Profesor Yershova, ini adalah satu-satunya kasus tubuh yang tercatat tidak rusak dalam waktu yang sangat lama di seluruh dunia. Selama ini pengawetan tubuh hanya dimungkinkan dengan semacam cara balsem dan mumi yang sudah terkenal di banyak negara dan masyarakat seperti Mumy Mesir, Santa Kristen, pemimpin Komunis dan lain-lain.

Beberapa tubuh ditemukan di tanah yang beku, tetapi ketika mereka menyentuh atmosfir oksigen mereka membusuk dalam beberapa jam. Lama dari kuil dihubungkan dengan banyak keajaiban, terjadi disekitar "tubuh yang berharga". Beberapa orang yang sedang sakit menjadi sembuh dengan ajaib setelah bertemu tubuh Hambo Lama. Itighelov mengatakan sebelum kematiannya dia meninggalkan pesan kepada semua orang di dunia. "Terjadi krisis moral yang sangat besar di Rusia hari ini," kata Vasilyeva, "Itighelov kembali lagi saat ini adalah kesempatan yang besar untuk menolong orang untuk percaya."

"Banyak orang tidak melihat dengan jelas," kata Hambo Lama Ayusheyev, pemimpin spiritual sejak 1995. "Banyak orang tidak akan mengerti meskipun mereka melihatnya." Tetapi, menurutnya, sebenarnya ada penjelasan tentang hal ini dalam kitab Buddha, tapi tidak ada contoh yang pasti. Kalau begitu sekarang sepertinya sudah ada satu contoh.

Sepertinya waktu mengerti akan pesan Lama yang tidak terucapkan. "Bagi saya, ini adalah keajaiban terbesar dalam hidup," kata Hambo Lama Ayusheyev. "Ternyata ada sesuatu yang dapat mengalahkan kekuatan waktu."

'Bukan yang Pertama'

Kasus jasad tidak hancur, tidak hanya dialami oleh Hambo Lama Itighelov. Jasad biksu luhur Vietnam, Vu Khac Minh yang hidup pada abad ke-17 di Provinsi Ha Tay, utara Vietnam, juga diketahui tidak rusak dalam posisi meditasi, dua tahun lalu. Jasad Vu Khac Minh yang tidak busuk tersebut memiliki persamaan dengan jasad Lama Itighelov di Rusia.

Keadaan yang sama terjadi pada jasad Wu Yun Qing. Jubah almarhum tidak rusak, otot punggungnya masih tetap lentur. Di bawah sinar matahari, tampak kulitnya berwarna kemerah-merahan, kulitnya lembut, almarhum tampak berwibawa dan arif bijaksana, sama seperti semasa hidupnya dulu, berambut dan berjanggut putih.

Seorang pakar antiseptik dari Jiuhuashan bernama Fengwanzhong pernah membuka jubah sang biksu lalu memencet bokongnya, terbentuk sebuah kubangan, tapi segera merata kembali seperti manusia hidup.

Jubah dan kain putih yang membalut tubuh orang tua itu digunting, tampak tetap dalam posisi bersemedi sewaktu wafatnya, seluruh kulit tubuh tampak utuh, karena berjalan kaki telanjang sepanjang tahun, maka kapalan di kakinya terlihat jelas, kasar dan halusnya lengan kiri merata, tungkai lengan kanan terlihat menonjol, katanya akibat dipergunakan untuk bekerja sepanjang tahun.

(Nataly Teplitsky/Epoch Times San Francisco)

 

No comments:

Post a Comment